Mahasiswa Tingkat Akhir : Tugas Akhir Komprehensif vs Tugas Akhir Outline di BSI

Sekedar berbagi pengalaman, saat kita sudah menjadi mahasiswa/i semester akhir maka akan muncul ketakutan maupun kegelisahan dalam menghadapi TA/Skripsi.
Menurut saya itu hal wajar, karna saat sidang dosen penguji menentukan kita lulus atau tidak dalam mendapatkan gelar D3 maupun S1 kita.
Saran saya banyak berdoa, tetap fokus, jangan mudah panik, banyak belajar & optimis.

Saya akan berbagi pengalaman terkait TA di BSI.
Karna saat ini saya sendiri adalah seorang mahasiswa kelas karyawan tingkat akhir di BSI (lebih tepatnya BSI Cengkareng), nah kebetulan di BSI ini sendiri terdapat 2 jenis dalam TA (Tugas Akhir) yaitu :
1. Tugas Akhir Outline (syarat IPK 3.00)
2. Tugas Akhir Komprehensif (syarat IPK >2.75 - 3.00)

Untuk TA Outline di BSI menurut saya hampir sama seperti skripsi program S1 diperguruan tinggi lainnya.
Berhubung jurusan saya MI (Manajemen Informatika) jadi saat TA Outline kita harus membuat suatu program web/desktop/prototype beserta membuat paper (Bab 1 - Bab 4).

Dan untuk TA Komprehensif di BSI , dikarenakan saya jurusan MI maka terdapat 2 Mata Kuliah yang akan ditanya jawab saat sidang nanti, yaitu :
1. Logika Algoritma.
2. Analisa & Perancangan Sistem Informasi.


Sekedar informasi, TA Komprehensif yaitu Ujian dimana kita tidak membuat paper atau program, kita hanya ditanya jawab (lisan maupun tertulis) mengenai matakuliah yang sebelumnya telah ditentukan pihak kampus.

Karna saya sendiri pun mengambil Komprehensif, maka saya akan sharing plus & minus nya dari ujian Komprehensif ini secara umum.

Pertama mari kita bahas PLUS - nya  :
1. Tidak ribet (tidak bikin paper, program, maupun bimbingan)
2. Hanya perlu mempelajari matakuliah yang telah ditentukan.

MINUS - nya :
1. Tidak berasa seperti anak kuliahan dalam arti disini tidak sibuk mengerjakan paper, bimbingan maupun program.
2. Akan sedikit kesulitan dalam mencari pekerjaan sesuai keinginan (karna price bagi seorang fresh graduate adalah mengenai skripsinya saat diperkuliahan).

Catatan : Secara ijazah, TA Outline maupun Komprehensif akan mendapat status yang SAMA "Telah Lulus Tugas Akhir".

Sekarang saya akan memberi sudut pandang saya pribadi terhadap ujian Komprehensif ini.
Teman - teman saya dikampus bahkan dosen pun heran kenapa saya ambil Komprehensif.
(Karna saya dikenal dengan orang yang gampang tangkap saat pelajaran praktek maupun teori).

Banyak pertanyaan kesaya terkait pilihan saya mengapa pilih kompre.
Karna hanya saya sendiri dikelas yang ambil Kompre (dari 60 mahasiswa/i)

"Her, emang kenapa lu ambil Kompre?" 
"ah masasih lu kompre?"
"Serius lu kompre?kenapa emg?"

Saya pun bertanya balik kepada mereka, "Kenapa kita harus TA Outline ?"
Banyak yang menjawab "Untuk gampang cari kerja,Her" 
Saya balik tanya "Bukannya sekarang status udah kerja? kan kita kelas karyawan"
Lalu dijawab "yaa buat cari kerja yang lebih baik lagi".
Saya timpal lagi "Emang kalian mau stuck di D3 aja ?kalo kita hanya stuck di D3 mungkin pilihan TA Outline itu baik. Tapi kalo kalian ingin lanjut S1, coba pikir ulang lagi deh. Saat kita sudah punya ijazah S1, apakah ijazah D3 masih kepake?.
Lalu ada yang jawab "TA kan bisa buat pengalaman saat skripsi nanti,Her".
Saya jawab "Bukannya kita udah pernah bikin KKP kan? itu kan hampir sama. Gue rasa kalo alesan kita bikin TA Outline cuma karna buat cari pengalaman saat skripsi nanti itu kurang tepat, karna apa? pertama kita udah pernah bikin Outline KKP, lalu contoh - contoh skripsi di google pun banyak".
Mereka hanya bisa terdiam. 

Namun ada juga teman saya yang ingin TA Komprehensif tapi tidak bisa dikarenakan IPK nya diatas 3.00.
Saya sendiri memiliki IPK 2.98, mungkin pada beranggapan karna saya IPK nya dibawah 3.00 makanya saya hanya bisa ujian Komprehensif.
Perlu kalian tahu, bagi yang IPK nya diatas 2.75 namun dibawah 3.00 mempunyai pilihan untuk ujian Komprehensif maupun TA Outline, tetapi saya tetap pilih Komprehensif.

Alasan kenapa saya pilih TA Komprehensif, karena saya sendiri saat ini sudah bekerja diperbankan swasta, maka dari itu saya pun tidak ingin ambil pusing dalam Tugas Akhir berbentuk Outline, ditambah setelah lulus D3 saya pun akan langsung melanjutkan pendidikan S1.

Jika saya TIDAK MENGAMBIL Komprehensif alurnya akan seperti ini:
 Outline KKP > TA Outline > SKRIPSI.

Jika saya MENGAMBIL Komprehensif alurnya akan seperti ini :
 Outline KKP > TA Komprehensif > SKRIPSI.

Jadi saya sendiripun harus membuat manajamen resiko yang tepat untuk masalah tersebut, mencari solusi yang mempunyai resiko terkecil, makanya saya mengambil TA Komprehensif.

TIPS :
Bagi yang statusnya saat ini sudah kerja, dan nanti ingin mengikuti ujian Komprehensif pada semester 6 nanti :
- Usahakan nilai matakuliah unggulan jangan ada nilai D/E (karna akan ikut TA periode selanjutnya)
- Usahakan dari Semester 2 s/d Semester 4 jangan ikut HER, agar IPK tidak lebih dari 3.00.

Kenapa IPK saya 2.98 dikarenakan saya tidak ikut HER dari semester 3 s/d Semester 4.
Nanti setelah UTS di Semester 6 saya akan ikuti HER, dan itu akan membuat IPK yang tadinya 2.98 menjadi diatas 3.00

Demikian cerita dan tips saya mengenai pilihan kenapa saya memilih Tugas Akhir Komprehensif, semoga menambah wawasan pembaca. Dan kembali lagi kepada sudut pandang pembaca dalam menentukan pilihan dalam mengambil pengalaman dari cerita saya diatas.

Terima Kasih.